Kamis, 17 Januari 2008

Terapi Kecantikan di Balitro Cimanggu



Terapi Kecantikan di Balitro Cimanggu
TANAMAN serai wangi, salah satu dari 260 spesies tanaman obat dan aromatika yang dibudidayakan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika ( Balitro), Cimanggu, Kota Bogor.* SUGIYANTO/"PR"
LEBIH mengenal tanaman bisa juga menjadi hal yang menyenangkan, sehingga sambil refreshing ilmu pun berambah. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui dan mengenal tanaman berkhasiat obat dan tanaman aromatika, bisa datang ke kawasan Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Kota Bogor, tepatnya di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika ( Balitro).
Di kawasan itu, 2002 telah didirikan petak pamer tanaman obat dan aromatika seluas 1 hektare. Saat ini, telah terkoleksi 260 spesies tanaman obat dan aromatika. Jumlahnya terus ditambah, sebagian besar dibudidayakan secara organik. Tanaman tersebut dikelompokkan berdasarkan famili dan khasiatnya, yang dipadukan dalam pola penataan artistik. "Petak pamer terbuka untuk umum baik perorangan maupun rombongan. Pengunjung akan dipandu petugas yang ahli di bidangnya," ujar Kepala Balitro Dr. Ir Mohammad Syakir, ketika ditemui di kantornya belum lama ini.
Para pengunjung oleh petugas akan dibawa keliling kebun sambil diajak mengenal berbagai jenis tanaman obat, aromatika, dan pestisida nabati, mulai dari peragaan secara visual, khasiat, bagian yang digunakan, ramuan, serta cara budi daya. Pada kegiatan ini diperagakan cara pengolahan produk, baik berupa simplisia maupun produk siap saji untuk dikonsumsi sebagai minuman/makanan kesehatan.
Para pengunjung diberi kesempatan mencicipi minuman kesehatan khas Petak Pamer seperti minuman secang, cendol lidah buaya, temulawak cemerlang, dan koktail cincau hijau maupun hitam sambil berdiskusi, terutama mengenai tanaman obat dan produk kesehatan alami.
Hampir setiap hari ada saja pengunjung yang datang ke tempat ini. Bahkan, para pelajar dan mahasiswa justru memanfaatkan tempat ini untuk belajar sambil wisata. Hampir setiap hari sekitar 100 orang datang ke tempat ini untuk belajar, sambil wisata.
Di tempat ini, pengunjung juga bisa memanfaatkan klinik "Oriental Terapi" seperti akupuntur, akupressure, refleksi, terapi kecantikan, pelangsingan berat badan, dan terapi getar.
Klinik tersebut ternyata mampu menyedot pengunjung. Kaum wanita, baik ibu-ibu maupun anak baru gede (ABG) banyak yang menyukai terapi kecantikan dan pelangsingan badan. Hampir setiap hari ada saja kaum hawa yang datang ke klinik ini.
Dengan adanya objek wisata agro tanaman obat dan aromatik, ujar Mohammad Syakir, diharapkan para wisatawan dapat mengenal jenis-jenis tanaman, cara budi daya maupun cara memproses produknya sekaligus mencicipi dan menikmatinya, serta bisa membawa pulang sebagai oleh-oleh.
Kebun wisata ilmiah perkebunan dan petak pamer ini, selain berfungsi sebagai objek wisata juga sebagai tempat promosi hasil-hasil penelitian unggulan. Kedua objek wisata tersebut telah dimasukkan dalam promosi objek wisata Kota Bogor dan Kebun Raya.
Menurut Mohammad Syakir, program penelitian Balitro berorientasi menghasilkan komponen teknologi siap pakai, untuk peningkatan produksi dan mutu tanaman obat dan aromatik (TOA) agar memiliki daya saing dalam kompetisi global, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan semua pihak yang terlibat di dalam agrobisnis dan agroindustrinya.
Program utama penelitian Balitro, difokuskan pada penelitian dasar untuk menghasilkan varietas unggul dengan teknologi pendukungnya serta teknologi pengolahan primer yang ramah lingkungan dan berkelanjutan."Komponen teknologi yang dihasilkan Balitro, selanjutnya ditransfer melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) untuk diadaptasikan di daerah spesifik atau langsung kepadaa pengguna akhir petani dan pengusaha.
Pada periode 2006-2011 telah ditetapkan tujuh komoditas Balitro yaitu jahe, temulawak, purwoceng, kencur, pegagan, nilam, dan serai wangi.
Mohammad Syakir mengatakan, Balitro didukung oleh 368 orang pegawai terdiri atas tenaga peneliti bergelar doktor (S-3) 18 orang, magister (S-2) 26 orang, sarjana (S-1) 57 orang, sarjana muda/diploma 10 orang , SMA 152 orang, SMP 31 orang, dan SD 74 orang.
Para peneliti Balitro ini tergabung dalam tiga kelompok peneliti yaitu pemuliaan, plasma nutfah dan pembenihan, ekofisiologi, entomologi, dan fitopologi. (Sugiyanto/"PR") ***

Tidak ada komentar: